4 Perubahan Teknologi Penulisan di Tahun 2020 Menurut Para Ahli
Diterbitkan: 2020-01-06Pada tahun 2019, teknologi asisten menulis tumbuh lebih cerdas, lebih populer, dan lebih dikenal luas sebagai alat yang berharga bagi penulis pemula dan profesional.
Tahun ini, kecerdasan buatan akan terus mendorong lebih banyak inovasi dalam teknologi komunikasi, membantu semua orang mulai dari mahasiswa yang bekerja terlalu keras hingga tim agen pendukung yang bekerja keras mencapai tujuan mereka. Kami berbincang dengan beberapa pakar Grammarly untuk memahami secara pasti bagaimana kecerdasan buatan, komunikasi profesional, dan industri teknologi secara keseluruhan akan berubah pada tahun 2020. Inilah yang mereka katakan.
1 Menulis akan terus menjadi keterampilan profesional yang berharga.
Dorian Stone, General Manager Grammarly Business, memiliki prediksi cerah mengenai manfaat menulis di tempat kerja pada tahun 2020. Menurut Stone, “Komunikasi tertulis akan menjadi semakin berharga, dan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan alasan dengan jelas dan efektif akan menjadi hal yang penting dalam mewujudkan keputusan yang tepat dengan cepat, untuk pertama kalinya.”
Data terkini mendukung klaim Stone. Menurut penelitian terbaru , tiga dari lima orang merasa malu dengan email yang mereka kirimkan di tempat kerja, dan tiga dari empat orang khawatir akan disalahpahami. Pemahaman kata-kata dalam email kantor bisa menjadi pembeda antara keputusan yang cepat dan mudah dan kesalahan langkah profesional.
2 Kecerdasan buatan seharusnya membantu manusia—bukan menggantikan mereka.
Banyak yang telah dibicarakan tentang otomatisasi yang menggantikan pekerjaan , mulai dari telemarketer yang selalu waspada hingga bartender di lingkungan sekitar. Beberapa analis memperkirakan bahwa mesin dengan kecerdasan buatan dapat menggantikan hingga empat puluh persen pekerjaan , dan banyak yang berpendapat bahwa angkatan kerja akan terlihat sangat berbeda dalam waktu lima belas tahun ke depan.
Oleh karena itu, banyak profesional—dan bahkan pelajar berusia delapan belas tahun —khawatir akan kehilangan pekerjaan secara otomatis.
Namun Brad Hoover, CEO Grammarly, berpendapat bahwa AI seharusnya bertujuan membantu orang, bukan menggantikan mereka. Menurut Hoover, “Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh teknologi bukanlah otomatisasi, melainkan pembinaan, dan perusahaan teknologi harus menanggapi hal ini dengan serius saat berinovasi.”
Hoover mengutip produk Grammarly sendiri sebagai contoh. “Asisten penulisan Grammarly bertujuan membantu pengguna kami belajar menjadi komunikator yang lebih baik dan lebih berempati, daripada berkomunikasi untuk mereka,” kata Hoover. “Pada akhirnya, teknologi seharusnya tidak memikirkan Anda—teknologi seharusnya membantu Anda berpikir lebih baik.”
3 Pembelajaran mesin akan memungkinkan bahasa yang lebih inklusif.
Courtney Napoles, Manajer Data Bahasa di Grammarly, menyebut interpretabilitas sebagai bidang pembelajaran mesin yang menarik yang akan membantu teknologi penulisan tumbuh dan berkembang. Menurut Napoles, “Interpretabilitas memiliki implikasi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas model pembelajaran mesin dengan memungkinkan proses debug yang lebih baik, namun yang paling saya sukai adalah penerapannya untuk mengidentifikasi bias dalam model sehingga kami dapat meningkatkan model dan menjadikannya lebih inklusif.”
Bias dalam bahasa dan AI bukanlah topik baru, dan penelitian signifikan telah dilakukan terhadap keduanya pada tahun-tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2020, terdapat peluang bagi pembelajaran mesin untuk menjadi bagian dari solusi, bukan masalah. “Salah satu tren yang sangat saya sukai adalah memasukkan lebih banyak kecerdasan manusia ke dalam AI,” kata Napoles.
4 Inovasi yang bertanggung jawab akan berfokus pada membantu orang.
Pada bulan November 2019, World Wide Web Foundation membuat Kontrak untuk Web—seperangkat sembilan prinsip untuk membantu pemerintah dan badan pengatur lainnya memastikan internet bermanfaat bagi umat manusia. Meskipun publikasi ini merupakan sebuah tonggak sejarah tersendiri, publikasi ini juga merupakan bagian dari perubahan yang lebih besar dalam lanskap teknologi yang tidak hanya berfokus pada pengembangan algoritme, platform, dan aplikasi baru, namun juga inovasi etis.
Menurut Brad Hoover, hanya ada satu cara bagi perusahaan teknologi untuk tetap beretika:
“Inovasi yang bertanggung jawab dimulai dengan pertanyaan sederhana: Apakah teknologi kita bertujuan untuk memberdayakan masyarakat—atau menggantikan mereka?”